Pagi ini aku duduk disebelah kolam disamping rumah sambil memandangi ikan-ikan kecil yang berenang saling kejar kejaran di kolam , dan beberapa ikan yang lebih besar nampak bersembunyi malu-malu dibalik daun teratai yang mengambang diair kolam. Irama gemiricik air yang jatuh dari pancuran yang berbentuk gadis desa yang membawa periuk tanah liat seperti nyanyian yang meninabobokkan emosiku.
Air kolam pagi ini sangatlah tenang dan jernih, semua kotoran kolam bagai tertidur terlelap didasar kolam. Bayangankupun nampak sangat jelas dipermukaan air kolam yang bagai cermin yang seakan akan mengajariku tentang intropeksi diri. Kata hatiku " jika pikiranku bisa setenang air kolam ini tentunya dalam kehidupan ini aku akan selalu bisa berpkir dengan jernih dan setiap langkahku dapat berjalan dengan lancar seperti ikan ikan yang berenang diair kolam ini". Air dikolam yang bersih seperti cermin yang datar, seakan akan memberitahuku bahwa keadilan adalah bentuknya dimana sejajarnya permukaan air seperti menyimbolkan berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah. Selain itu memberikan kesegaran dan membersihkan kekotoran adalah kewajibannya.
Kupandangi dengan seksama air yang jatuh dari pancuran, yang selalu ingin berkumpul di kolam, mengalir ke bawah seperti membungkuk untuk merendahkan hatinya agar tidak berada dalam keegoisan sehingga dapat berbaur dengan yang lainnya , dan aliran air ini seakan akan membisikkan kata-kata ditelingaku bahwa kehidupan ini berlandaskan oleh rasa memberi dan berbagi.
Terinspirasi dari Asta Brata
No comments:
Post a Comment