Keheningan nyepi di Kuta sekan akan membaliknya kondisi 180 derajat, Kuta yang terbiasa bergelut dengan keramaian tiba-tiba menjadi hening, sepi seperti tak berpenghuni. Kuta yang merupakan kampung wisatawan dimana kadang-kadang lebih banyak dijumpai wisatawan daripada penduduk Kuta, wisatawan dan penduduk Kuta tiba tiba menghilang seakan -akan terserap kedalam pusaran keheningan hingga sulit untuk dijumpai.
Kuta kalau diterjemahkan artinya Benteng. Benteng yang berfungsi sebagai filter budaya dan spriritual masyarakat Bali. Kuta adalah tempat paling favorit bagi wisatawan untuk tinggal setelah mendarat di Bandara Ngurah Rai sehingga menjadikan Kuta tempat bertemunya beraneka ragam prilaku dan budaya masyarakat diseluruh dunia. Tidak semua prilaku dan budaya tersebut sesuai dan tidak semuanya juga budaya tersebut tidak baik, jadi kuta sebagai filter budaya Bali yang terdepan harus tetap kuat.
Dalam catatan-catatan kuno keberadaan Kuta (benteng) selalu berkaitan dengan Kuti (tempat pengembangan spiritual), dimana spiritual selalu sebagai benteng kehidupan yang berbentuk pikiran yang terbersit, wacana yang terucap dan tindakan yang selalu berusaha untuk membentuk keharmonisan.
Begitu juga didalam diri, jika sudah tersusun benteng spiritual maka keharmonisan dengan lingkungan, dengan sesama serta dengan Pencipta pasti tercapai, seperti yang disebutkan dalam sepenggal bait Kidung Bali......Bhuta asih Widhi asuh (dikasihi oleh Alam diasuh oleh Tuhan).
No comments:
Post a Comment