At Home with Gde Satria watching the poor cockroach
Sunday, November 25, 2012
Saturday, November 24, 2012
Mangrove, Pesona Bakau Yang menjadi Rebutan
Alam Bali
Memang Indah. Sisi lain dari Bali yang berupa rawa-rawa ternyata
menyenangkankan dinikmati lewat wisata hiking/jalan kaki menelusuri
pedalaman hutan bakau/mangrove.
Dengan
tiket masuk Rp.5000,- perjalanan wisata mangrove yang merupakan bantuan
pemerintah jepang sudah dapat dimulai, dan jangan lupa membawa kamera
agar moment moment tertentu ketika sedang dilanda keceriaan dapat
diabadikan.
Tapi
khabar ketersediaan wisata ini masih menyelimuti pikiran penikmatnya,
denger-denger penguasa lagi berkoalisi dengan investor mau
mengontrakkan mangrove ini selama 55 tahun, jadi ketika itu wisata
mangrove tidak bakalan dapat dinikmati dengan murah meriah, dengan kata
lain masyarakat dilarang masuk mangrove karena mangrove telah beralih
menjadi milik investor dan dikhususkan buat orang-orang berduit lebih.
Thursday, November 22, 2012
Pelinggih / Sanggah Yang ada di Natah / Halaman Pekarangan
Kadang-kadang
terlintas kebingungan ketika sembahyang di pelinggih yang di
natah/halaman rumah ketika hendak memulai aktifitas. Bingung yang
bersumber dari ketidaktahuan.
Ketika menghadap Tuhan lewat persembahyangan di natah / halaman pekarangan, Belau disini dimohonkan fungsi sebagai apa?, sehingga dibuat tempat dalam wujud pelinggih.
Pelinggih di natah / halaman pekarangan rumah di Bali selatan kebanyakan disebut dengan sanggah pengijeng, tetapi sahabat dari Tabanan mengatakan bahwa palinggih tersebut didaerahnya disebut taksu sama seperti nama pelinggih yang ada didekat pelinggih kemulan yaitu yang lazim disebut pelingguh taksu yang ber- rong dua. Kadang terbersit pertanyaan apakah sama fungsinya dengan Tugu Penunggun Karang? bukankah pengijeng dengan penunggu karang berkonotasi sama, kalau sama kenapa mesti membuat dua pelinggih?
Tapi ada juga yang menyebutkan pelinggih tersebut dengan sanggah surya/ pelinggih surya? maka timbul kebingungan lagi, kalau pelinggih surya/sumber cahaya/matahari kenapa setiap odalan di sanggah atau merajan mesti membuat sanggah surya lagi yang ditempatkan di pojok Timur laut bukankah ini akan menjadi double/ganda.
Ada juga yang memberi tahu jika ingin kehidupan dengan rejeki lebih baik, rajin-rajinlah sembahyang di palinggih yang ada di natah ini atau yang lebih dikenal dengan sebutan sanggah pengijeng ini.
Akhirnya Tuhan dengan caranya memberitahukan bahwa pelinggih tersebut tempat berstananya Dewi Saraswati (Sang Hyang Aji Saraswati) dengan posisi duduk di atas bunga padma lengkap dengan atributnya.
Terus apa hubungannya pangijeng/penjaga, surya, dan kehidupan dengan rejeki yang lebih baik?
Dalam konsepnya pengetahuan difungsikan sebagai penjaga rumah tangga . Dengan pengetahuan maka akan timbul kebijaksanaan dalam mengelola kehidupan rumah tangga yang umumnya terwujud dari pemikiran , perkataan dan tindakan yang selalu mengarah keharmonisan dan kebahagiaan.
Pengetahuan juga dibaratkan surya (sumber cahaya) yang akan selalu menerangi kehidupan berkeluarga. Dengan adanya sumber cahaya akan menjadikan panduan / penuntun arah yang mesti ditempuh sehingga tidak mengalami kebingungan karena kegelapan pikiran. sama halnya pendeta-pendeta di Bali yang sering memberikan pencerahan umatnya sering disebut dengan Surya.
Untuk rejeki yang lebih baik itu sudah pasti adanya, karena Dewi Saraswati merupakan manifestasi Tuhan yang memberikan Ilmu pengetahuan. Dengan restu Beliau pengetahuan yang dipelajari akan mudah didapatkan sehingga akan meningkatkan kecerdasan. Orang yang cerdas pasti rejekinya lebih baik, karena biasanya orang-orang yang cerdaslah yang bisa menjadi dokter, pengusaha, insinyur, pilot, pengacara, hakim, menteri, presiden maupun pekerjaan-pekerjaan lainnya yang notabene berpenghasilan tinggi.
Dengan Sembahyang kehadapan Tuhan dengan Personifikasinya sebagai Sang Hyang Aji Saraswati, Taksu akan selalu menyertai kehidupan.
Ketika menghadap Tuhan lewat persembahyangan di natah / halaman pekarangan, Belau disini dimohonkan fungsi sebagai apa?, sehingga dibuat tempat dalam wujud pelinggih.
Pelinggih di natah / halaman pekarangan rumah di Bali selatan kebanyakan disebut dengan sanggah pengijeng, tetapi sahabat dari Tabanan mengatakan bahwa palinggih tersebut didaerahnya disebut taksu sama seperti nama pelinggih yang ada didekat pelinggih kemulan yaitu yang lazim disebut pelingguh taksu yang ber- rong dua. Kadang terbersit pertanyaan apakah sama fungsinya dengan Tugu Penunggun Karang? bukankah pengijeng dengan penunggu karang berkonotasi sama, kalau sama kenapa mesti membuat dua pelinggih?
Tapi ada juga yang menyebutkan pelinggih tersebut dengan sanggah surya/ pelinggih surya? maka timbul kebingungan lagi, kalau pelinggih surya/sumber cahaya/matahari kenapa setiap odalan di sanggah atau merajan mesti membuat sanggah surya lagi yang ditempatkan di pojok Timur laut bukankah ini akan menjadi double/ganda.
Ada juga yang memberi tahu jika ingin kehidupan dengan rejeki lebih baik, rajin-rajinlah sembahyang di palinggih yang ada di natah ini atau yang lebih dikenal dengan sebutan sanggah pengijeng ini.
Akhirnya Tuhan dengan caranya memberitahukan bahwa pelinggih tersebut tempat berstananya Dewi Saraswati (Sang Hyang Aji Saraswati) dengan posisi duduk di atas bunga padma lengkap dengan atributnya.
Terus apa hubungannya pangijeng/penjaga, surya, dan kehidupan dengan rejeki yang lebih baik?
Dalam konsepnya pengetahuan difungsikan sebagai penjaga rumah tangga . Dengan pengetahuan maka akan timbul kebijaksanaan dalam mengelola kehidupan rumah tangga yang umumnya terwujud dari pemikiran , perkataan dan tindakan yang selalu mengarah keharmonisan dan kebahagiaan.
Pengetahuan juga dibaratkan surya (sumber cahaya) yang akan selalu menerangi kehidupan berkeluarga. Dengan adanya sumber cahaya akan menjadikan panduan / penuntun arah yang mesti ditempuh sehingga tidak mengalami kebingungan karena kegelapan pikiran. sama halnya pendeta-pendeta di Bali yang sering memberikan pencerahan umatnya sering disebut dengan Surya.
Untuk rejeki yang lebih baik itu sudah pasti adanya, karena Dewi Saraswati merupakan manifestasi Tuhan yang memberikan Ilmu pengetahuan. Dengan restu Beliau pengetahuan yang dipelajari akan mudah didapatkan sehingga akan meningkatkan kecerdasan. Orang yang cerdas pasti rejekinya lebih baik, karena biasanya orang-orang yang cerdaslah yang bisa menjadi dokter, pengusaha, insinyur, pilot, pengacara, hakim, menteri, presiden maupun pekerjaan-pekerjaan lainnya yang notabene berpenghasilan tinggi.
Dengan Sembahyang kehadapan Tuhan dengan Personifikasinya sebagai Sang Hyang Aji Saraswati, Taksu akan selalu menyertai kehidupan.
Tuesday, November 20, 2012
Yang Unik-Unik dari Terong Payudara hingga Kelapa Berlubang Dua
Beberapa hari yang lalu menghadiri kondangan ke rumah sahabat yang
mengadakan upacara selamatan putrinya di Desa Kayu Putih kecamatan
Banjar Kabupaten Buleleng, Bali.
Setelah selesai kondangan, lalu
dilanjutkan mengunjungi sahabat sahabat yang lainnya yang ada didesa
tersebut. Ibarat mengayuh sampan, sekali kayuh dua tiga pulau
terlampaui.
Seperti biasa kalau melihat yang aneh-aneh, yang susah
ditemui di kota maka moment tersebut diabadikan lewat handphone yang
dibawa, kebetulan handphonenya memiliki fasilitas kamera.
Kalau
gambar yang diatas ini, lebih dikenal dengan sebutan "Terong Payudara",
berhubung mirip dengan payudara. Tetapi sahabat
yang lainnya yang pencinta games, katanya buah ini mirip dengan senjata di games "Plant and Zombie"
Sedangkan gambar buah kelapa yang dipakai gantungan payung adalah
buah kelapa berlubang dua. Umumnya kelapa yang ditemui adalah berlubang
satu karena di lubangi oleh tupai ketika akan mencari daging kelapa
didalamnya.
Tetapi ini lubangnya ada dua, "apakah tupainya ada dua lagi balapan membuat lubang ataukah tupainya ketika didalam buah kelapa tak menemukan lubang keluarnya karena mabuk buah kelapa sehingga mesti membuat lubang lagi?"jika penasaran jawabannya tanya pada si tupai pembuat lubang.
Friday, November 16, 2012
Cinta Yang Terpisah di Boulevard
Ketika melintas disepanjang jalan by pass Ngurah Rai, tampak pekerja
sibuk mempercantik taman yang ada dimedian jalan yang lebih di kenal
dengan sebutan boulevard. Berhubung jalan ini sering dilalui oleh
pejabat negara serta tamu negara yang sering mengadakan pertemuan di
Bali, maka selalu mendapatkan prioritas untuk perawatan dan keindahan.
Tampak dibawah pohon palm yang berjejer ditanami tanaman hias seperti eforbia, sanseviera serta tanaman lainnya didampingi dengan pot-pot yang terbuat dari batu padas yogya yang berbalut dengan ukiran Bali serta Patung- patung Penari Bali sebagai pemanisnya.
Boulevard memang dibuat untuk memisahkan penguna jalan raya yang memiliki tujuan yang berbeda, dan boulevard selalu dibuat seindah mungkin agar pengguna jalan mendapatkan kesenangan sehingga tujuan yang hendak dituju tidak terasa begitu melelahkan.
Begitu juga dalam hal cinta, banyak yang mengalami perpisahan. Perpisahan karena tujuan hidup yang berbeda, tujuan hidup yang dipisahkan oleh boulevard-boulevard kehidupan. Ada yang terpisah karena perbedaan adat dan budaya, perbedaan keyakinan, perbedaan status sosial, perbedaan prinsip, perbedaan materi maupun perbedaan yang lainnya.
Tapi hendaknya perpisahan yang terjadi dapat dibingkai dengan keindahan tanpa rasa kebencian seperti indahnya boulevard yang menghiasi sepanjang jalan kehidupan, dengan menumbuhkan kesadaran bahwa pasangan ini bukan jodohnya sehingga perpisahan harus terjadi. Seperti tutur tetua-tetua terdahulu "mungkin tidak ada hutang karma yang mengharuskan untuk hidup bersama".
Tampak dibawah pohon palm yang berjejer ditanami tanaman hias seperti eforbia, sanseviera serta tanaman lainnya didampingi dengan pot-pot yang terbuat dari batu padas yogya yang berbalut dengan ukiran Bali serta Patung- patung Penari Bali sebagai pemanisnya.
Boulevard memang dibuat untuk memisahkan penguna jalan raya yang memiliki tujuan yang berbeda, dan boulevard selalu dibuat seindah mungkin agar pengguna jalan mendapatkan kesenangan sehingga tujuan yang hendak dituju tidak terasa begitu melelahkan.
Begitu juga dalam hal cinta, banyak yang mengalami perpisahan. Perpisahan karena tujuan hidup yang berbeda, tujuan hidup yang dipisahkan oleh boulevard-boulevard kehidupan. Ada yang terpisah karena perbedaan adat dan budaya, perbedaan keyakinan, perbedaan status sosial, perbedaan prinsip, perbedaan materi maupun perbedaan yang lainnya.
Tapi hendaknya perpisahan yang terjadi dapat dibingkai dengan keindahan tanpa rasa kebencian seperti indahnya boulevard yang menghiasi sepanjang jalan kehidupan, dengan menumbuhkan kesadaran bahwa pasangan ini bukan jodohnya sehingga perpisahan harus terjadi. Seperti tutur tetua-tetua terdahulu "mungkin tidak ada hutang karma yang mengharuskan untuk hidup bersama".
Thursday, November 15, 2012
JALAN TOL DI HUTAN BAKAU
Sore ini kuajak keluarga kecilku bermain di tepi desa diseputaran
hutan bakau, dan orang orang didesaku lebih mengenal hutan ini dengan
sebutan prapat.
Dulu hutan bakau ini sempat memasuki masa kritis karena daunnya sebagai pakan ternak, kayunya sebagai kayu bakar industri rumahan yaitu industri bubuk kapur yang berbahan dasar karang laut sebagai bahan campuran pasir dan semen dikala membuat bangunan karena harga semen dulu sangatlah mahal bagi ukuran perdapatan orang-orang didesaku yang mengandalkan hidupnya diladang dan nelayan tradisional.
Semenjak Bandara didesaku berubah menjadi Bandara internasional perlahan-lahan taraf hidup masyarakat desapun merangkak naik. Dengan adanya lapangan pekerjaan baru hutan bakau perlahan-lahan dihijaukan dan menjadi hijau serta pemerintah menempatkan polisi hutan disana yang kebetulan warga desaku.
Kini hutan bakau sudah hijau kembali bahkan semakin rapat, dan banyak habitat yang ada disana. Mulai ikan, kepiting, udang, biawak serta burung banyak dijumpai.
Hutan yang hijau memberikan udara dan pemandangan segar serta memberikan penghasilan tambahan buat warga desa yang mempunyai hobby menangkap ikan dengan pancing, jala maupun sekedar mengantar orang-orang yang ingin berwisata memancing di areal bakau. Dan Kami tidak memerlukan polisi hutan lagi karena semangat polisi hutan untuk menjaga kelangsungan hutan bakau sudah menyatu dihati warga desa.
Kini diatas hutan bakau dibangun jalan tol untuk mengatasi kemacetan lalulintas yang sudah cukup parah diseputaran bandara. Memang kami memerlukan jalan tol disatu sisi dan disisi yang lain kami juga butuh hutan ini tetap lestari dan tidak memasuki masa senjakala yang nantinya tinggal kenangan.
Semoga pembangunan bisa berjalan berdampingan dengan alam.
Dulu hutan bakau ini sempat memasuki masa kritis karena daunnya sebagai pakan ternak, kayunya sebagai kayu bakar industri rumahan yaitu industri bubuk kapur yang berbahan dasar karang laut sebagai bahan campuran pasir dan semen dikala membuat bangunan karena harga semen dulu sangatlah mahal bagi ukuran perdapatan orang-orang didesaku yang mengandalkan hidupnya diladang dan nelayan tradisional.
Semenjak Bandara didesaku berubah menjadi Bandara internasional perlahan-lahan taraf hidup masyarakat desapun merangkak naik. Dengan adanya lapangan pekerjaan baru hutan bakau perlahan-lahan dihijaukan dan menjadi hijau serta pemerintah menempatkan polisi hutan disana yang kebetulan warga desaku.
Kini hutan bakau sudah hijau kembali bahkan semakin rapat, dan banyak habitat yang ada disana. Mulai ikan, kepiting, udang, biawak serta burung banyak dijumpai.
Hutan yang hijau memberikan udara dan pemandangan segar serta memberikan penghasilan tambahan buat warga desa yang mempunyai hobby menangkap ikan dengan pancing, jala maupun sekedar mengantar orang-orang yang ingin berwisata memancing di areal bakau. Dan Kami tidak memerlukan polisi hutan lagi karena semangat polisi hutan untuk menjaga kelangsungan hutan bakau sudah menyatu dihati warga desa.
Kini diatas hutan bakau dibangun jalan tol untuk mengatasi kemacetan lalulintas yang sudah cukup parah diseputaran bandara. Memang kami memerlukan jalan tol disatu sisi dan disisi yang lain kami juga butuh hutan ini tetap lestari dan tidak memasuki masa senjakala yang nantinya tinggal kenangan.
Semoga pembangunan bisa berjalan berdampingan dengan alam.
Friday, November 9, 2012
Panah - Panah yang Patah (Broken Arrows)
Berpikir merupakan hal yang umum dilakukan untuk mencari / menggali
sumber gagasan dan sering digambarkan dalam bentuk visual hayalan yang
kelak akan berwujud didalam dunia nyata.
Kegiatan berpikir merupakan hal yang menyenangkan untuk dilakukan apabila dapat disertai dengan visual hayalan sebagai gambarnya, seakan-akan hal tersebut sedang terjadi.
Dalam budaya hindu, pikiran disebut dengan manah yang didalam visual yoga disimbolkan dengan orang memanah. Idea atau gagasan yang hendak diwujudkan digambarkan sebagai anak panah yang melesat menuju sasaran.
Tidak Semua panah yang dibidikkan tepat mengenai sasaran. Adalah kalanya sudah jatuh ketanah sebelum mengenai sasaran akibat daya rentang busur yang kurang kuat, ada yang melenceng dari sasaran akibat kurang konsentrasi/ kurang fokus dan ada juga panah ditengah jalan yang patah akibat bertabrakkan dengan panah - panah musuh.
Begitupula dengan ide atau gagasan tidak selamanya semuanya dapat terwujud dan menjadi sukses. Banyak yang menemui kegagalan sebagai akibat daya dukung mewujudkan ide tersebut kurang, kurangnya semangat dengan ide / gagasan yang ada, tidak ada keinginan secara sungguh-sungguh untuk mewujudkan gagasan, dan yang paling banyak ditemui tidak adanya keberanian mempertahankan gagasan sehingga ketika ada yang mengkritik gagasan tersebut maka gagasan tersebut langsung hancur layaknya seperti panah-panah yang patah sebelum mencapai target.
Rentangkan Gendewa/ Busur dengan optimal, fokus dan lepaskan anak panah hingga tepat mengenai sasaran...dan jangan sampai musuh mematahkan anak panahmu!!
Don't Be Broken Arrows with your idea, because broken arrows make you so lonely!
Kegiatan berpikir merupakan hal yang menyenangkan untuk dilakukan apabila dapat disertai dengan visual hayalan sebagai gambarnya, seakan-akan hal tersebut sedang terjadi.
Dalam budaya hindu, pikiran disebut dengan manah yang didalam visual yoga disimbolkan dengan orang memanah. Idea atau gagasan yang hendak diwujudkan digambarkan sebagai anak panah yang melesat menuju sasaran.
Tidak Semua panah yang dibidikkan tepat mengenai sasaran. Adalah kalanya sudah jatuh ketanah sebelum mengenai sasaran akibat daya rentang busur yang kurang kuat, ada yang melenceng dari sasaran akibat kurang konsentrasi/ kurang fokus dan ada juga panah ditengah jalan yang patah akibat bertabrakkan dengan panah - panah musuh.
Begitupula dengan ide atau gagasan tidak selamanya semuanya dapat terwujud dan menjadi sukses. Banyak yang menemui kegagalan sebagai akibat daya dukung mewujudkan ide tersebut kurang, kurangnya semangat dengan ide / gagasan yang ada, tidak ada keinginan secara sungguh-sungguh untuk mewujudkan gagasan, dan yang paling banyak ditemui tidak adanya keberanian mempertahankan gagasan sehingga ketika ada yang mengkritik gagasan tersebut maka gagasan tersebut langsung hancur layaknya seperti panah-panah yang patah sebelum mencapai target.
Rentangkan Gendewa/ Busur dengan optimal, fokus dan lepaskan anak panah hingga tepat mengenai sasaran...dan jangan sampai musuh mematahkan anak panahmu!!
Don't Be Broken Arrows with your idea, because broken arrows make you so lonely!
Subscribe to:
Posts (Atom)