Cuaca sangat cerah hari ini, sejalan dengan cerahnya hatiku. Cerah itu indah, semuanya kelihatan dengan jelas seperti sebening kaca yang tiada debu yang menempel.
Kenapa mesti bersusah hati, bersusah hati akan menambah berat beban untuk dirasakan. Toh masih banyak yang mengalami hidup lebih berat daripada kita. Berat tidaknya cuma perasaan, dan apakah kalau hidup diisi dengan berkeluh kesah beratnya akan berkurang toh juga tidak.
Berat ringannya suatu kehidupan tergantung kita sendiri, kalau mau memikul pasti bisa terlewati kalau nggak mau ya nggak terlewati masalahnya. kalau memikulnya dengan mengeluh bebannya akan terasa lebih berat, kalau memikulnya dengan lapang dada akan terasa nikmat dan bermanfaat.
Dulu ketika lahir aja kita nggak merasa beban apa-apa, padahal nggak punya apa-apa. nggak punya uang, nggak punya pacar, nggak punya pekerjaan dan nggak bisa jalan-jalan tapi kita nggak merasa punya beban. Kenapa? ....karena keinginan kita waktu itu nggak macam macam.
Tetapi sekarang kebanyakan orang akan cenderung mempersamakan keinginan dengan kebutuhan, keinginan kita itu sangat luas seperti menghitung bintang dilangit sedangkan kebutuhan itu seperti menghitung jari tangan. Jadi nggak mungkin disamakan dan kalau disamakan lama-lama bisa gila karena sumber daya tersedia terbatas adanya.
Dan yang juga sering membuat beban walaupun kebutuhan kita sedikit, pada umumnya sering terjadi salah prioritas antara kebutuhan yang satu dengan yang lainnya. Kalau kebutuhan yang belakang menyalip kebutuhan yang duluan ...ya jadi kacau semuanya. Jadi mesti pintar pintar membuat skala prioritas kebutuhan.
Dan yang terakhir rajin sembahyang, Agar pikiran kita bisa jernih. Dengan pikiran jernih lebih mudah mengatasi persoalan dan tidak akan menambah rumit persoalan karena dalam pikiran jernih kita bisa mengambil keputusan dengan tepat serta tangan-tangan Tuhan pasti membantu.
Kenapa mesti bersusah hati, bersusah hati akan menambah berat beban untuk dirasakan. Toh masih banyak yang mengalami hidup lebih berat daripada kita. Berat tidaknya cuma perasaan, dan apakah kalau hidup diisi dengan berkeluh kesah beratnya akan berkurang toh juga tidak.
Berat ringannya suatu kehidupan tergantung kita sendiri, kalau mau memikul pasti bisa terlewati kalau nggak mau ya nggak terlewati masalahnya. kalau memikulnya dengan mengeluh bebannya akan terasa lebih berat, kalau memikulnya dengan lapang dada akan terasa nikmat dan bermanfaat.
Dulu ketika lahir aja kita nggak merasa beban apa-apa, padahal nggak punya apa-apa. nggak punya uang, nggak punya pacar, nggak punya pekerjaan dan nggak bisa jalan-jalan tapi kita nggak merasa punya beban. Kenapa? ....karena keinginan kita waktu itu nggak macam macam.
Tetapi sekarang kebanyakan orang akan cenderung mempersamakan keinginan dengan kebutuhan, keinginan kita itu sangat luas seperti menghitung bintang dilangit sedangkan kebutuhan itu seperti menghitung jari tangan. Jadi nggak mungkin disamakan dan kalau disamakan lama-lama bisa gila karena sumber daya tersedia terbatas adanya.
Dan yang juga sering membuat beban walaupun kebutuhan kita sedikit, pada umumnya sering terjadi salah prioritas antara kebutuhan yang satu dengan yang lainnya. Kalau kebutuhan yang belakang menyalip kebutuhan yang duluan ...ya jadi kacau semuanya. Jadi mesti pintar pintar membuat skala prioritas kebutuhan.
Dan yang terakhir rajin sembahyang, Agar pikiran kita bisa jernih. Dengan pikiran jernih lebih mudah mengatasi persoalan dan tidak akan menambah rumit persoalan karena dalam pikiran jernih kita bisa mengambil keputusan dengan tepat serta tangan-tangan Tuhan pasti membantu.
No comments:
Post a Comment