Bumbu bumbu masakan sudah terkumpul, sore ini dikeluargaku ada acara meracik bumbu untuk masakkan yang bakalan dibuat besok. Dalam tradisi bali urusan masak memasak jika ada hajatan dalam keluarga merupakan urusan lelaki, kaum wanitanya biasanya mengurusi perlengkapan upacara, jadi tidak salah kalau kebanyakan laki-laki Bali hobbynya kuliner, kalau tidak bisa menjadi cheff yang handal minimal bisa menjadi tukang cicip masakan yang handal dan tentu saja jadi penikmat kuliner itu sendiri.
Kebetulan bawang merahnya belum dikupas jadi aku mengambil posisi untuk menjadi pengupas bawang merah. Bawang merah merupakan salah satu tanaman yang dipakai bumbu untuk menyedapkan masakan. Umumnya yang dipergunakan adalah umbinya, tetapi kadang kadang daun dan bunganya dipakai juga. Selain dipakai sebagai bumbu masakan bawang merah juga dipakai sebagai obat tradisional. Biasanya jika anak-anak balita mengalami demam, bawang merah dipakai sebagai obat penurun panas biasanya dipadukan dengan gosokan air kayu cendana dan bunga untuk memberikan efek menenangkan selain menurunkan panas.
Dan sudah menjadi rahasia umum kalau mengupas bawang merah pasti keluar air mata. Dan kalau bawang merah itu dikupas terus dan terus kulitnya sampai habis kita tidak menemukan apapun dan hanya air mata yang menetes sebagai efek sampingnya.
Kehidupan juga begitu, kita selama hidup dituntut terus mencari dan mencari tetapi tidak ada yang dibawa ketika kita menghadap yang kuasa. Mencari ketika masih hidup, mencari uang, mencari kedudukan, mencari istri atau suami dan masih banyak yang dicari lainnya seperti helaian-helaian kulit bawang.Tetapi hanya rasa yang kita dapat ketika dalam pencarian tersebut. Seperti rasa ketika kita mengupas kulit bawang yang menyebabkan air mata kita menetes seperti itu pulalah rasa kehidupan. Air mata akan menetes dikala kita merasa bahagia dan ketika kita merasakan sedih. Rasa merupakan bumbu kehidupan.
No comments:
Post a Comment