Saturday, October 6, 2012

Melihat Gunung Yang Rendah di Kintamani

Pada umumnya kesan yang tertanam didalam pikiran gunung pasti menjulang tinggi ke angkasa, bukit lebih rendah daripada gunung dan lautan berada di level terendah. Kalau ada yang mengatakan ada gunung yang rendah mungkin yang mendengarnya akan tertawa dan mungkin menganggap yang berbicara membicarakan sesuatu hal yang konyol dan tidak masuk diakal. Hal ini disebabkan oleh pembentukan pola pikir yang sulit untuk melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda.

Mengenai gunung, tidak harus tinggi walaupun gunung tersebut gunung merapi, dan untuk keberadaan gunung yang rendah  dengan penorama yang eksotis dapat dijumpai di Bali. Gunung ini berada di dasar lembah yang didampingi oleh danau terbesar di Bali. Dari atas perbukitan yang disebut dengan Bukit Penelokan dapat dinikmati keindahan gunung tersebut, yang lebih dikenal dengan nama Gunung Batur sesuai dengan banyaknya babatuan yang ada di sana dan Gunung Batur berada dalam kawasan Kintamani. Karena posisi tempat melihat yang lebih tinggi maka gunung tersebut kelihatan rendah.

Tetua Tetua Bali lebih suka menyebutnya dengan nama Gunung Lebah yang berarti rendah dan di catatan-catatan kuno biasanya disebut dengan Tampur Hyang. Dari Gunung yang rendah inilah para tetua Bali mengajarkan tentang tutur kehidupan yang dapatkannya dari Gunung Lebah.

Gunung disimbolkan dengan Ego yang biasanya selalu tinggi yang seakan menantang ketinggian. Jika Ego sudah dapat dikendalikan dan Kesadaran telah naik, Egopun dapat menjadi rendah seperti kita melihat Gunung Batur dari Bukit Penelokan (penelokan artinya melihat, menengok). Dan Ego akan terlihat indah karena rasa instropeksi diri telah muncul yang akhirnya akan menjernihkan pikiran seperti di Kintamani yang sejuk dan berhawa segar.

Kenapa Seperti di Kintamani? karena tetua tetua Bali telah memilihkan nama yang tepat. Kintamani berasal dari  kata Citta Mani, dimana Citta berarti pikiran,  sedangkan Mani berarti Permata. Lama kelamaan menjadi Kintamani. Dengan melihat kerendahan ego dari titik kesadaran akan menghasilkan pikiran sebening permata.




No comments:

Post a Comment