Monday, December 17, 2012

Kebijaksanaan Dalam Tatapan Burung Hantu.

Setelah sekian lama tak melihat burung hantu yang di Bali lazimnya disebut "Celepuk", Kemarin tumben melihat lagi. Tapi melihatnya bukan dialam bebas melainkan di Taman Burung.
Ketika kecil hampir setiap malam terdengar suara burung hantu dan frekuensinya juga sering. Maklum burung hantu sangat banyak jumlahnya ketika itu, karena didukung oleh banyak pepohanan yang rimbun dan tidak ada yang kebiasaan  menangkap dan memelihara burung seperti keadaan sekarang.

Bahkan pernah dikejar burung hantu waktu pulang dari acara ulang tahun teman pada malam hari waktu kelas 5 SD, hingga berlari tak karuan menerobos kebun kacang tanah dan jagung milik kakek, yang menyebabkan pohon jagung dan kacang pada rebah.

Kalau mendengar suara burung hantu ketika senja hari, para tetua biasanya mengatakan bahwa burung hantu lagi memberi khabar bahwa diseputar tempat ini ada yang hamil.

Dikala siang hari burung hantu penglihatannya terbatas hanya membedakan warna hitam putih saja, sedangkan dikala malam hari burung hantu penglihatannya dapat membedakan berbagai macam warna.

Kehidupan juga begitu, dikala pola pikir yang diajak berbicara    termasuk yang berpendidikan, maka sedikit aja memberi penjelasan sudah bakalan bisa diterima atau dikembangkan. Seperti mata burung hantu, dikala terang penglihatan cukup hitam putih saja.

Akan tetapi jika audien/pemirsanya tidak pendidikan atau masih anak-anak, maka penjelasan hendaknya dari banyak sisi sehingga banyak yang bisa dipakai perbandingan. Dan pada akhirnya apa yang ingin disampaikan dapat ditangkap dengan baik dan benar.
Atau jika ada masalah yang membuat suasana hati menjadi gelap seperti gelapnya malam hendaklah dipecahkan dengan berbagai sudut pandang sehingga dapat memperoleh pemecahan yang terbaik.
Sama seperti tatapan burung hantu ketika malam hari yang dapat  membedakan banyak warna.

No comments:

Post a Comment