Thursday, December 6, 2012

KUTUKAN KEBO IWA

Hari ini aku jalan jalan kekampung, karena sudah lama tidak merasakan suasana pedesaaan. Maklum, lahir di kota dan terbiasa dengan kehidupan kota kadang kadang menginginkan suasana yang beda,  karena yang berbeda itu merupakan penyembang untuk harmony jiwa, seperti siang yang diseimbangkan oleh  malam.

Duduk di Bale bengong membaur dengan sesepuh kampung sambil bercerita untuk menghabiskan waktu. Sekarang giliran sesepuh kampung yang mulai cerita, Beliau bercerita tentang sejarah menurut versinya.

Menurutnya tidak benar bahwa bangsa indonesia ini dijajah 350 tahun oleh Belanda, karena Bangsa Indonesia terbentuk  ada sejak diproklamasikan tanggal 17 agustus 1945. Sedangkan yang ditaklukkan oleh Bangsa Belanda adalah Kerajaan kerajaan kecil yang merupakan bubaran dari Kerajaan Besar yang Bernama Majapahit dan tidak semua kerajaan kecil tersebut mengalami penjajahan selama 350 tahun. Indonesia rasanya mulai kena penjajahan  sejak zaman Orba, karena sejak zaman Orba sumber-sumber daya alam Indonesia mulai digadaikan kepada pihak Asing dan berlangsung terus hingga sekarang.

"Lalu kenapa bisa dijajah, pak ?" tanyaku sambil mengambil pisang goreng yang terhidang didepanku agar tidak keburu dingin. "Mengenai itu ada ceritanya," sahutnya. penjajahan ini diakibatkan oleh rangkaian hukum karma yang mesti dijalani oleh bangsa ini karena kesalahan leluhur bangsa.

Waktu Kerajaan majapahit ingin menaklukan Kerajaan bali, akibat program ekspansinya yang bernama Sumpah Palapa yang dijalankan oleh Maha Patih Gajah Mada, program ini menemukan halangan karena Kerajan Bali Memiliki patih yang hebat yag bernama Kebo Iwa.  Kehebatannya sangat menggetarkan dan merisaukan Majapahit.  Maka disusunlah tipu muslihat untuk menyingkirkan Kebo Iwa agar memuluskan jalan menaklukkan Bali. Sang Ratu Majapahit yaitu Abhiseka Tribuana Tungga Dewi sendiri menulis surat untuk Raja Bali yang dibawakan langsung oleh Maha Patih Gajah Mada, inti surat dari dang Ratu meminta Bali untuk menjadi sekutu Majapahit, dan agar Bali jangan menyerang Majapahit begitupula sebaliknya Majapahit tidak akan menyerang kerjaaan Bali. Sebagai tanda membentuk sekutu ini, Majapahit menghadiahkan putri Majapahit untuk dipersunting oleh Patih Kebo Iwa berhubung Patih Kebo  Iwa masih Jejaka, dan sesuai dengan adat di kerajaan Majapahit maka calon pengantin laki-laki harus menjemput pengantin wanitanya.

Maka berangkat Mahapatih Gajah Mada dan Patih Kebo Iwa kepulau Jawa. Kebo Iwa berangkat dengan dengan Perahu pemberian Gajah Mada yang telah dipersiapkan agar di tengah samudra perahu tersebut bocor dan tenggelam. Dan akhirnya perahu yang ditumpangi oleh Kebo Iwa ditengah samudra bocor dan tenggelam sesuai dengan rencana Gajah Mada sedangkan Kebo Iwa meloncat dan berenang seperti Ikan Hiu sampai ke Pulau Jawa, tentunya melihat hal ini menimbulkan kekhawatiran sekaligus kekaguman akan kehebatan Kebo Iwa didalam diri Gajah Mada.

Sesampainya di Pulau jawa, Mahapatih Gajah Mada mengajak Patih berhenti sejenak sebelum melanjutkan perjalanan. Dan maha Patih Gajah Mada mengatakan sesuai dengan tradisi sebelum upacara perkawinan dilaksanakan Mempelai Lelaki diharuskan memberikan emas kawin kepada mempelai wanita sesuai dengan apa yang diminta oleh mempelai wanita, dan mempelai wanita ingin diberikan emas kawin sebuah sumur yang kelak dapat dipergunakan untuk kesejahteraan rakyat Majapahit.

Maka mulailah dengan cekatan Patih Iwa Menggali sumur dan ketika dirasa cukup dalam tiba-tiba Patih Gajah Mada memerintahkan untuk menimbun Patih Kebo  Iwa yang berada didasar sumur dengan batu dan tanah kepada seluruh prajurit majapahit hingga Patih kebo Iwa terkurbur didasar Sumur.

Ternyata Patih Kebo Iwa tidak mati dan keluar dari dasar sumur dengan keadaan segar bugar, dan amat marah dengan kelicikan Patih Gajah Mada sehingga langsung Meyerang patih Gajah Mada. pertempuran sangat seru dan berimbang dan berlangsung lama sekali tanpa ada yang menang dan kalah. Kemudian Patih Kebo Iwa menanyakan "Kenapa seorang patih dari kerajaan yang besar berlaku licik sekali dan tidak pantas dilakukan oleh seorang yang mengaku sebagai seorang negarawan?'.  Patih Gajah Mada menjawab " Kewajiban seorang Kesatria untuk memperluas wilayah kerajaannya serta mempersatukan nusantara dibawah panji-panji Majapahit. Karena Patih Kebo Iwa merupakan batu sandungan jadi wajib untuk disingkirkan".

Berhubung rasa malu untuk balik kembali ke Bali, maka Patih Kebo Iwa berkata " kewajibanmu mempersatukan nusantara dibawah Majapahit tidak akan saya halangi dan saya akan memberikan rahasia kematian saya."  "Kematian saya terjadi jika saya dikubur dengan bubuk kapur, tetapi karena anda secara licik telah menipu saya maka kelak negeri nusantara bentukkan anda akan diperintah dan dijajah oleh orang orang yang berkulit putih , berhidung mancung, berambut pirang  dan roh saya akan menyatu dengan orang-orang kulit putih tersebut hingga saya merasa puas."

Sejak maka dimulailah penaklukan Bali oleh Majapahit yang dipimping oleh Gajah Mada beserta Para Arya dari Majapahit seperti : Adityawarman dan yang lainnya.  Raja Bali tewas terbunuh di dalam pertempuran yang dahsyat melawan  Gajah mada begitupula putra Mahkota yang masih kecil  tewas ditangan Gajah Mada sehingga tidak ada pewaris tahta kerjaan Bali. Berhubung perlawanan rakyat bali susah dihentikan karena semua rakyat bali yang laki-laki mendaftar sebagai tentara untuk melawan Majapahit, tentara bali seperti mati satu tumbuh seribu. Maka Gajahmada dengan memikirkan akal  untuk menghentikan perlawanan rakyat Bali, maka diputuskanlah untuk  menangkap pemimpin pasukan Kerajaan Bali yang dipimping oleh Patih Ki Pasung Grigis agar perlawanan rakyat Bali dapat dihentikan.  Maka Patih Gajah Mada mengadakan Gencatan senjata dan Meminta berunding, dan dalam perundingan tetrsebutlah Ki Pasung Grigis di tangkap dan dijadikan sandera, kemudian dibawa ke Majapahit.

1 comment: